PENTINGNYA RENCANA KERJA

“Apakah Anda mempunyai impian?

Dalam proses untuk mencapai impian faktor apa yang belum Anda kerjakan dengan baik?

Kapan Anda mau berubah?

“Itulah beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh CoachMargetty, pada hari Kamis, 4 Juni 2009.

Coaching one on one yang gratis ini diberikan sebagai salah satu tindak lanjut dari mengikut Seminar Coaching mengenai Kewirausahaan beberapa hari sebelumnya. Coaching tersebut memberikan pukulan yang sangat telak kepada saya karena membukakan beberapa kelemahan fundamental yang selama ini ada pada saya. Di lain pihak, saya bersyukur karen coach Margetty menuntun saya untuk menemukan kelemahan-kelemahan tersebut. Dengan cara demikian, saya tidak merasa tersinggung tetapi sangat disadarkan untuk bangun dan memperbaiki langkah untuk mencapai impian. Secara singkat, kelemahan terbesar saya adalah saya tidak membuat rencana kerja yang cukup ketat. Hal ini berdampak pada action yang kurang terarah. Demikian juga, saya kurang dapat mengontrol diri dalam menjaga komitmen. Karena menurut coach Margetty, kita tidak bisa mengikat komitmen dengan diri sendiri. Diri sendiri cenderung longgar, penuh toleransi dan mudah lupa pada apa yang sudah diucapkan. Sebagai jalan keluar adalah dengan membuat rencana tertulis sehingga dapat diacu kapanpun kita memerlukannya. Juga dapat menjadi petunjuk sampai sejauh mana tindakan yang diambil telah berhasil. Dalam kaitan ini, mungkin relevan apa yang dikatakan oleh Mario Teguh dalam Mario Teguh Golden Way di Metro TV, Rencana itu pada dasarnya dibuat bukan supaya tahu kapan rencana telah dicapai tetapi untuk memastikan kapan suatu pekerjaan/kegiatan dimulai. Sekali rencana kerja dibuat, maka antion bukan hanya lebih terarah tetapi mempunyai batasan waktu dan penggunaan sumber daya yang lebih terukur. Pada gilirannya, rencana kerja itu akan menjadi jembatan emas yang menghubungkan goal dan action dalam satu kerangka waktu. Sudah tentu, rencana kerja perlu dibuat dalam jangka panjang dan jangka pendek. Jangka panjang menyangkut waktu lebih dari 5 tahun, sementara jangka pendek berkisar 1 – 5 tahun. Untuk membantu arah dan kapasitas gerak menuju waktu tersebut, maka alangkah baiknya rencana kerja dipecah dalam waktu yang lebih pendek misalnya, bulanan, mingguan, harian bahkan dalam waktu jam-an. Satu lagi hal penting yang diungkap dalam coaching tersebut adalah sekitar safety net atau istilah yang lebih populer comfort zone. Ada faktor yang membuat saya berada dalam safety net ini cukup lama. Sayangnya hal itu kurang saya sadari padahal sudah banyak rekan yang sudah mencapai tingkat kemajuan yang cukup berarti. Saya tertinggal lumayan jauh. Satu-satunya jalan adalah saya harus melepaskan safety net tsb yang akan membuat saya berada dalam kondisi lebih waspada, lebih fokus dan lebih mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Imbalannya adalah berbagai jenis kesuksesan, kepuasan dan rasa berarti bagi sesama.

Leave a comment